" KEBUDAYAAN KOTA BLITAR "
Candi Panataran atau nama aslinya adalah
Candi Palah adalah sebuah gugusan
candi bersifat keagamaan
Hindu Siwaitis yang terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok,
Kabupaten Blitar,
Jawa Timur. Candi termegah dan terluas di Jawa Timur ini terletak di lereng barat daya
Gunung Kelud, di sebelah utara
Blitar,
pada ketinggian 450 meter di atas permukaan laut. Dari prasasti yang
tersimpan di bagian candi diperkirakan candi ini dibangun pada masa Raja
Srengga dari
Kerajaan Kadiri sekitar tahun
1200 Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa pemerintahan
Wikramawardhana, Raja
Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415.
Dalam kitab Desawarnana atau
Nagarakretagama yang ditulis pada tahun 1365, Candi ini disebut sebagai bangunan suci "Palah" yang dikunjungi Raja
Hayam Wuruk dalam perjalanan kerajaan bertamasya keliling Jawa Timur. Candi Penataran terletak di desa
Penataran, kecamatan Nglegok, kabupaten Blitar, Jawa Timur, Indonesia.
Lokasinya yang terletak di kaki gunung Kelud, menjadikan area Candi
Penataran berhawa sejuk. Candi Penataran adalah kompleks percandian
terbesar dan paling terawat di provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Candi Penataran merupakan candi yang
kaya dengan berbagai macam corak relief, arca, dan struktur bangunan
yang bergaya Hindu. Adanya pahatan Kala (raksasa menyeringai), arca
Ganesya (dewa ilmu pengetahuan dalam mitologi Hindu), arca Dwarapala
(patung raksasa penjaga pintu gerbang), dan juga relief Ramayana adalah
bukti tidak terbantahkan bahwa Candi Penataran adalah candi Hindu.
Prasasti Palah yang terdapat di area
Candi Penataran mengabarkan bahwa candi ini mulai dibangun sekitar tahun
1194, pada masa pemerintahan raja Syrenggra yang memerintah kerajaan
Kadiri, dan selesai pada masa kerajaan Majapahit. Dengan demikian candi
ini melewati masa tiga kerajaan besar Nusantara yaitu Kadiri, Singasari,
dan Majapahit. Candi Penataran memegang peranan cukup penting bagi
kerajaan-kerajaan tersebut, yaitu sebagai tempat pengangkatan para raja
dan tempat untuk upacara pemujaan terhadap Sang Pencipta.
Berbagai kajian oleh para sejarawan
terhadap teks-teks kuno, kitab Negarakertagama yang ditulis Mpu
Prapanca, misalnya, dijelaskan bahwa Candi Penataran sangat dihormati
oleh para raja dan petinggi kerajaan besar di JawaTimur. Candi Penataran
pernah menyimpan abu dari raja Rajasa (Ken Arok) pendiri kerajaan
Singasari, dan juga abu dari raja Kertarajasa Jayawardhana (Raden
Wijaya) pendiri kerajaan Majapahit. Bahkan konon, menurut legenda rakyat
setempat, sumpah sakral Mahapatih Gajah Mada untuk menyatukan seluruh
Nusantara dalam kekuasaan Majapahit, yang dikenal dengan nama “Sumpah
Palapa”, diucapkan di Candi Penataran.
sumber : http://candi1001.blogspot.co.id/2013/02/relief-sejarah-candi-penataran-blitar.html
" CIRI KHAS KOTA BLITAR "
Kota Blitar merupakan sebuah
kota yang terletak di bagian selatan
Provinsi Jawa Timur,
Indonesia. Kota ini terletak sekitar 167 km sebelah selatan
Surabaya. Kota Blitar terkenal sebagai tempat dimakamkannya
presiden pertama
Republik Indonesia,
Sukarno.
Selain disebut sebagai Kota Patria, kota ini juga disebut sebagai Kota PETA (
Pembela Tanah Air) karena di bawah kepimpinanan
Suprijadi, Laskar PETA melakukan perlawanan terhadap
Jepang untuk pertama kalinya pada tanggal
14 Februari 1945 yang menginspirasi timbulnya perlawanan menuju kemerdekaan di daerah lain.
Ikan koi yang populer di
Jepang dapat dibudidayakan dengan baik di kota ini sehingga memberikan julukan tambahan sebagai Kota Koi.
Berdasarkan legenda, dahulu
bangsa Tartar dari
Asia Timur sempat menguasai daerah Blitar yang kala itu belum bernama Blitar.
Majapahit saat
itu merasa perlu untuk merebutnya. Kerajaan adidaya tersebut kemudian
mengutus Nilasuwarna untuk memukul mundur bangsa Tartar.
Keberuntungan berpihak pada Nilasuwarna, ia dapat mengusir bangsa dari
Mongolia itu.
Atas jasanya, ia dianugerahi gelar sebagai Adipati Aryo Blitar I untuk
kemudian memimpin daerah yang berhasil direbutnya tersebut. Ia menamakan
tanah yang berhasil ia bebaskan dengan nama
Balitar yang berarti kembali pulangnya bangsa Tartar.
Akan tetapi, pada perkembangannya terjadi konflik antara Aryo Blitar I
dengan Ki Sengguruh Kinareja yang tak lain adalah patihnya sendiri.
Konflik ini terjadi karena Sengguruh ingin mempersunting Dewi Rayung
Wulan, istri Aryo Blitar I.
Singkat cerita, Aryo Blitar I lengser dan Sengguruh meraih tahta
dengan gelar Adipati Aryo Blitar II. Akan tetapi, pemberontakan kembali
terjadi. Aryo Blitar II dipaksa turun oleh
Joko Kandung, putra dari Aryo Blitar I. Kepemimpinan Joko Kandung dihentikan oleh kedatangan bangsa
Belanda. Sebenarnya, rakyat Blitar yang multietnis saat itu telah melakukan perlawanan, tetapi dapat diredam oleh Belanda.
Kota Blitar mulai berstatus
gemeente (
kotapraja) pada tanggal
1 April 1906 berdasarkan peraturan
Staatsblad van Nederlandsche Indie No. 150/1906. Pada tahun itu, juga dibentuk beberapa kot lain di Pulau Jawa, antara lain
Batavia,
Buitenzorg,
Bandoeng,
Cheribon,
Magelang,
Samarang,
Salatiga,
Madioen,
Malang,
Soerabaja, dan
Pasoeroean.
Dengan statusnya sebagai
gemeente, selanjutnya di Blitar
juga dibentuk Dewan Kotapradja Blitar yang beranggotakan 13 orang dan
mendapatkan subsidi sebesar 11.850
guldendari
Pemerintah Hindia-Belanda. Untuk sementara, jabatan
burgemeester (wali kota) dirangkap oleh
Residen Kediri.
Potensi pariwisata Kota Blitar tidak lepas dari nilai-nilai sejarah
yang masih kental tergurat di kota yang pernah menjadi salah satu tempat
berkecamukmya semangat kepahlawanan pejuang bangsa. Nama-nama besar
seperti Adipati Aryo Blitar, Proklamator Bung Karno, Shodancho
Suprijadi, dan lain sebagainya menjadi inspirasi yang ikut mewarnai
dinamika, arah, dan kemajuan kota yang sedang tumbuh ini.
Dalam upaya membangun iklim yang kondusif, didukung oleh sistem
perdagangan barang dan jasa unggulan, pemerintah Kota Blitar memilih
sektor pariwisata sebagai primadona untuk mengembangkan ekonomi daerah.
Beberapa tempat tujuan wisata yang ada di Blitar, dari waktu ke waktu
kian dibenahi dan diperkaya guna meningkatkan potensi wisata di Kota
Blitar.
Tempat tujuan wisata di Kota Blitar antara lain:
- Makam Bung Karno, tempat dimakamkannya presidan pertama sekaligus proklamator kemerdekaan Republik Indonesia,Sukarno. Makam ini terletak di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, sekitar 2 kilometer sebelah utara pusat kota.
- Perpustakaan dan Museum Bung Karno merupakan
perpustakaan yang selain berisi segala bentuk memorabilia Bung Karno,
juga dikembangkan sebagai pusat studi terpadu. Beberapa koleksi yang ada
saat ini adalah lukisan hidup Bung Karno yang dapat berdetak tepat pada
bagian jantungnya, uang bergambar Bung Karno yang dapat menggulung
sendiri, dan koleksi sumbangan dari Yayasan Idayu.
- Istana Gebang atau lebih dikenal dengan sebutan Ndalem Gebang,
merupakan rumah tempat tinggal orang tua Bung Karno. Istana ini
bertempat di Jl. Sultan Agung 69. Di rumah ini pada setiap bulan Juni
ramai didatangi pengunjung, baik dalam rangka peringatan hari ulang
tahun Bung Karno maupun karena adanya kegiatan tahunan yang
diselenggarakan oleh Pemkot Blitar, seperti Grebeg Pancasila.
- Petilasan Arya Blitar merupakan sebuah makam dari Adipati Arya Blitar yang terletak di Kelurahan Blitar, Kecamatan Sukorejo. Makam ini ramai dikunjungi pada bulan Sura dan juga setiap malam Jumat legi.
- Monumen Supriyadi merupakan
sebuah monumen untuk mengenang jasanya. Pada tahun 1945, Kota Blitar
menjadi pusat pemberontakan tentara PETA yang dipimpin oleh Shodancho
Suprijadi melawan tentara Jepang.
Monumen ini terletak di depan bekas markas PETA dan Taman Makam
Pahlawan Raden Wijaya. Selain itu, juga dibangun sebuah patung setengah
dada Suprijadi yang terletak di depan Pendapa Rangga Hadinegara.
- Kebon Rojo,
yaitu taman hiburan dan rekreasi keluarga yang berada di belakang
kompleks rumah dinas Wali Kota Blitar yang disediakan untuk masyarakat
umum maupun wisatawan secara cuma-cuma. Di taman tersebut, terdapat
beberapa jenis hewan peliharaan, fasilitas bermain anak-anak, tempat
bersantai, panggung apresiasi seniman, air mancur, dan juga berbagai
jenis tanaman langka yang berfungsi sebagai paru-paru kota.
- Taman Air Sumberudel adalah taman air paling megah se-eks-Karesidenan Kediri. Taman air ini diresmikan kembali oleh Wali Kota Blitar pada tanggal 10 Oktober 2007 setelah
direnovasi selama kurang lebih satu setengah tahun. Fasilitas yang
dimilikinya cukup lengkap bila dibandingkan dengan taman-taman air lain
di Jawa Timur.
Kebudayaan khas daerah Blitar yang masih bertahan sampai sekarang
diantaranya upacara budaya grebeg panacasila, tari barong rampog, tari
emprak, dll.
" MAKANAN KHAS KOTABLITAR "
Blitar, selain dikenal sebagai Kota
Proklamator juga dikenal sebagai Kota Patria. Daerahnya lumayan sejuk,
tidak panas juga tidak dingin walaupun pada pagi hari sering berkabut.
Daerah Blitar termasuk wilayah yang asri,
teduh, dan rindang yang dapat membawa kita ‘flashback’ ke masa kecil.
Masyarakatnya yang guyub masih terasa disini. Sehingga Blitar menjadi
tempat yang tepat para wisatawan untuk berlibur.
Jika Anda sedang berkunjung ke Kota Blitar, sebaiknya sempatkanlah untuk berwisata kuliner, termasuk membawa oleh-oleh makanan khas Blitar.
Karena ada di kota Proklamator Soekarno ini ada banyak sekali menu
makanan khas Blitar yang bisa jadi sulit untuk Anda temui di kota lain.
Ngomong-ngomong apa saja sih makanan atau oleh-oleh dengan cita rasa khas Blitar ini?
Salah satu yang paling terkenal adalah
Opak Gambir. Jajanan tradisional ini telah menjadi budaya di kalangan
Masyarakat Blitar, terutama di setiap hari lebaran dimana Opak Gambir
hadir di tiap-tiap rumah di daerah ini.
Opak Gambir juga sering dipakai sebagai “suguhan manten” khususnya bagi masyarakat Jawa Timur.
Beberapa orang mengenal Opak Gambir
dengan sebutan Kue Semprong. Kue ini memiliki kemiripan dengan makanan
negara-negara Scandinavia yang bernama ‘krumkake’, namun Kue Semprong
memiliki bahan yang berbeda dengan citarasa khas Indonesia. Sampai saat
ini belum ada yang tahu bagaimana sejarah asli dari Kue Semprong ini.
Jika Anda tertarik untuk mencoba Opak
Gambir alias Kue Semprong khas Blitar ini, satu merk yang kita
rekomendasikan adalah Opak Gambir “Ngudi Rizqi”. Mengapa Ngudi Rizqi?
Karena Opak Gambirnya bebas bahan kimia. Ngudi Rizqi menggunakan
bahan-bahan alami, seperti sari buah nangka untuk Opak Gambir rasa
Nangka, sari Buah Kelapa untuk Opak Gambir rasa Kelapa, dan sebagainya.
Produknya juga tidak memakai bahan pengawet maupun pewarna kimia.
Opak Gambir “Ngudi Rizqi” telah dijual ke
berbagai daerah di wilayah Indonesia, seperti di Kota Malang, Nganjuk,
Kertosono, hingga ke daerah Kalimantan.
Budaya Wayang Orang
Budaya Wayang Orang ini dimasa atau era sekarang sudah pudar bahkan
hampir mati, namun seniman-seniman budaya yang ada di Kota Blitar yang
lahir sejak dulu itu tidak punah.
Grebek Pancasila
Grebeg adalah tradisi masyarakat Jawa yang biasanya diselenggarakan
sebagai upacara peringatan hari-hari besar tertentu. Masyarakat Blitar
menggunakan tradisi Grebeg untuk memperingati secara khusus Hari
Kelahiran Pancasila setiap tanggal 1 Juni, yaitu Grebeg Pancasila, yang
menjadi satu kesatuan dalam rangkaian acara peringatan Bulan Bung Karno –
bulan Juni.
MAKANAN KHAS BLITAR
Blitar mempunyai berbagai macam wisata kuliner berikut 7 kuliner khas
kota blitar yang wajib untuk dicoba, kalau datang ke kota Blitar :
- Wajik Kletik
Jajanan ini terbuat dari gula kelapa, beras ketan dan kulit jagung
untuk mengemasnya, supaya nggak cepet basi dan higienis, kulit jagung
ini disetrika terlebih dulu dan dikemas dalam rentengan sejumlah 5
buah.Proses pembuatannya cukup sederhana, masak gula kelapa dan kelapa
di atas api sedang hingga gula larut dan mengental. Setelah itu,
masukkan beras ketan, aduk-aduk hingga mengental.
- Nasi Pecel
Bumbunya yg sangat terasa gurih, pedas dengan gilingan bahan yang
cukup halus membuat tiap bahan yang tercampur menciptakan cita rasa yang
tinggi. Sambel pecel dibuat dari perpaduan kacang tanah, gula kelapa,
rempah-rempah dan bumbu rahasia serta daun jeruknya yang membuat rasanya
semakin nikmat.
3. Peyek uceng
Uceng adalah ikan air tawar, biasanya hidup di sungai yang airnya
jernih dan mengalir deras. Ikan ini bentuknya bentuknya bulat dan
memanjang kira2 sebesar jari kelingking, tidak bersisik dan terdapat
garis-garis vertikal hitam di badannya. Cara membuat iwak peyek ini,
aduk rata tepungberas, tepung sagu, santan, daun jeruk dan uceng. Tuang
adonan di pinggir wajan dan setengah lagi ada di dalam minyak. Rasanya
gurih dan renyah banget.
4. Rujak Cingur
Rujak cingur adalah salah satu makanan tradisional yang mudah
ditemukan di daerah Jawa timur. .Rujak cingur biasanya terdiri dari
irisan beberapa jenis buah seperti timun. Dan tentunya terdapat cingur
yang menambah kelezatan rujak ini.
5. Geti
Geti merupakan salah satu makanan khas kab Blitar yang terbuat dari
kacang, wijen, dan gula merah. Geti biasanya disuguhkan sebagai jajanan
khas di Tulungagung pada hari raya atau pernikahan untuk menyambut para
tamu.
CIRI KHAS KOTA BLITAR
1.Makam Plokamator Bung Karno
Kota Blitar telah dikenal masyarakat se antero Nusantara sebagai Kota
Kebangsaan dengan adanya Makam Proklamator Bung Karno dan sebagai
destinasi utama para wisatawan yang mengunjungi Kota Blitar. Blitar kota
Perjuangan begitu kata para leluhur kita dahulu. Blitar memiliki banyak
cerita yang begitu heroik bagi guru bangsa ini. Soekarno, Presiden
pertama Indonesia ini merupakan warga asli Blitar.Hingga saat ini masih
banyak wisatawan yang berkunjung ke Makam Bung Karno yang berada di
Jalan Kalasan no. 1 Blitar. Saat anda memasuki wilayah jalan utama di
Makam Bung karno ini anda akan menemukan sebuah gapura Agung yang
menghadap ke selatan yang berhadapan dengan Cungkup Makam Bung Karno
berbentuk bangunan Joglo, yakni bentuk seni bangunan jawa yang sudah
dikenal sejak dahulu.
Untuk memasuki wilah Makam Bung karno, aksesnya sangat mudah. Dan
sekarang telah di bangun Museum ataupun Perpustakaan, maka jika anda
ingin mengenang atau mengetahui bagaimana kehidupan Bung Karno anda
dapat singgah di Kompleks Makam Bung karno.
2.Terdapat Candi Penataran
3.Terdapat Istana Gebang
Istana Gebang atau lebih dikenal dengan sebutan
Ndalem Gebang,
merupakan rumah tempat tinggal orang tua Bung Karno. Istana ini
bertempat di Jl. Sultan Agung 69. Di rumah ini pada setiap bulan Juni
ramai didatangi pengunjung, baik dalam rangka peringatan hari ulang
tahun Bung Karno maupun karena adanya kegiatan tahunan yang
diselenggarakan oleh Pemkot Blitar, seperti Grebeg Pancasila.
4.Terdapat Monumen Supriadi
Monumen Supriyadi merupakan sebuah monumen untuk mengenang jasanya.
Pada tahun 1945, Kota Blitar menjadi pusat pemberontakan tentara PETA
yang dipimpin oleh Shodancho Suprijadi melawan tentara Jepang. Monumen
ini terletak di depan bekas markas PETA dan Taman Makam Pahlawan Raden
Wijaya. Selain itu, juga dibangun sebuah patung setengah dada Suprijadi
yang terletak di depan Pendapa Kabupaten Blitar.